LHOKSEUMAWE | BEURITA.COM – Dua puluh tahun perdamaian Aceh sudah dirasakan oleh masyarakat. Damai itu indah menjadi slogan yang selalu didengungkan oleh masyarakat dan dirasakan oleh publik Suasana ini terlihat pada zikir perdamaian memperingati 20 tahun penandatanganan MoU Helsinki di Masjid Agung Islamic Centre Lhokseumawe, Kamis (14/8/2025) malam.
Jamaah sudah berkumpul 10 menit sebelum shalat magrib, jamaah dari berbagai kalangan berdatangan, memenuhi masjid. ASN diwajibkan hadir ke acara itu dan berlaku absen dan akan merimbas pada TPP mereka nantinya.
Ulama muda dari Desa Cot Trieng Tgk Munzir memimpin acara zikir. Ia memanjatkan doa doa untuk keselamatan, kemajuan, dan keberkahan bagi Aceh. Suasana teduh menyelimuti, membuat setiap yang hadir larut dalam kekhusyukan. Doa yang dipanjatkan diaminkan oleh Walikota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, unsur Forkopimda, pimpinan DPRK, pejabat eselon, serta ASN Pemko Lhokseumawe.
Walikota mengatakan bahwa damai ini amanah yang mahal harganya. Ia lahir dari keberanian memaafkan, kekuatan untuk berubah, dan keyakinan bahwa masa depan bisa lebih baik dari masa lalu. Perdamaian sejati bukan sekadar berhentinya kekerasan, tapi hadirnya keadilan, penghormatan hak asasi manusia, kesejahteraan, dan partisipasi yang bermakna dalam pembangunan, katanya.
Acara ditutup dengan doa bersama dan salat Isya berjamaah. Malam itu, lantunan zikir menjadi pengingat bahwa kedamaian bukan sekadar kenangan, tetapi janji yang harus dijaga dan diwariskan untuk generasi mendatang.